Komunikasi Massa
Modernisasi
mulai berkembang dan semua orang mulai berpikir majupada abad ke 20. Media
dapat menjadi kekuatan potensial untuk mencerahkan pemikiran masyarakat luas,
meningkatkan serta dapat membangun sebuah institut baru dari sekolah universal,
perpustakaan publik dan pendidikan popular yang akan disenangi oleh banyak
orang.
Pada
umumnya, para pembaharu atau pakar politik dan sosial melihat sebuah potensi
yang positif pada media, dan media juga dapat memandang diri mereka sendiri
setelah membuat konstribusi yang cukup
besar bagi kemajuan pemikiran khalayak atau manusia dengan menyebarkan
informasi dan ide-ide yang sangat baik, seperti menyingkap korupsi politik dan
menyediakan berbagai macam kesenangan yang tidak terlalu berbahaya bagi masyarakat.
Kini sudah banyak Negara memiliki jurnalis baik, jurnalis akan menjadi baik
apabila para jurnalis itu bekerja secara profeional dan menerapkan kode etik
serta praktik kerja yang baik.[1]
Selain
itu juga media massa sangat ditakuti karena pengaruhnya yang mengganggu. Kapanpun
bisa terjadi sebuah masalah sosial yang tidak dapat dijelaskan maupun
diselesaikan itu merupakan sebuah masalah yang paling menakutkan serta
menghantui terkait dengan media.
Dalam
setiap perjalanan pasti akan ada harapan maupun ketakutan yang menghantui,
namun seiring dengan berlalunya waktu tidak dapat mengubah kecenderungan opini
publik, baik itu untuk menyalahkan media maupun untuk menuntut media agar
mereka melakukan lebih dalam memecahkan penyakit sosial. Ada beberapa serangkaian
kejadian menakutkan yang terkait dengan media, kapan pun dan dimanapun terjadi
masalah sosial, tidak dapat di jelaskan maupun diselesaikan secara terperinci
pasti akan ada masalah baru yang muncul dan menghilangkan masalah yang lama.
Penyakit baru lainnya juga ditemukan dihadapan beberapa media, terutama
fenomena, seperti protes, demo politik yang rusuh, dan ketakutan terhadap orang-orang
atau budaya asing, bahkan menurunnya demokrasi dan meningkatnya apatisme dan
sinisme politik.
Definisi dari
komunikasi massa menurut wright dalam buku
Elvinaro dan Lukiati Komala 2004 adalah Bentuk baru dari komunikasi
dapat di bedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama
yaitu; diarahkan pada khalayak yang relative
besar, heterogen, dan anonym; pesan disampaikan secara
terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak;
bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi
yang kompleks yang melibatkan biaya besar. [2]
Diarahkan
kepada khalayak yang relative besar merupakan karakteristik utama dalam sebuah
komunikasi massa. Komunikasi massa sendiri merupakan sebuah komunikasi yang
ditujukan untuk massa atau masyarakat luas. Jadi tidak heran bila komunikasi
massa ini mencangkup orang banyak dan luas karena memang dirancang untuk
menjangkau orang banyak. Karakteristik berikutnya merupakan heterogen yang
artinya beragam atau berbeda-beda atau terdiri dari berbagai jenis. Maksudnya
adalah khalayak yang di tuju oleh komunikasimassa itu beragam siapapun, dimanapun
dan kapanpun selama orang itu memiliki perangkat media massa maka ia bisa
menikmati komunikasi massa. Bisa juga dilihat dari berbagai bentuk media massa
siapapun bisa saja menikmati komunikasi massa dengan caranya sendiri baik itu
elektronik maupun cetak. Serta anonym yang artinya tanpa nama dan tidak
beridentitas, siapapun bisa menikmati media massa baik laki-laki maupun
perempuan, baik dia orang kaya maupun orang miskin, baik dia orang jawa maupun
orang sebrang, siapun bisa menikmatinya selama ia mampu untuk memilikinya.
Komunikasi massa
terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat
teknologi (pers, radio, film dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis
kepada khalayak yang besar, heterogen dan sangat tersebar. Komunikasi sering
disamakan dengan transmisi, definisi ini juga dibatasi oleh penyamaan dari
proses komunikasi massa dengan alat penyiaran. Bagaimana pun keduanya tidaklah
sama. Pesan yang pertama di-encoded diubah
menjadi symbol dan tanda system yang dimengerti.Berbicara merupakan encoding seperti menulis, percetakan dan film dalam
sebuah program televisi. Ketika pesan diterima maka decode yang merupakan symbol
dan tanda diinterpretasikan. Decoding dilakukan
melalui mendengar, membaca, dan menonton televisi.[3]
Komunikasi massa adalah komunikasi
yang dilakukan melalui media massa. Bentuk-bentuk media massa diantaranya
adalah televisi, radio, bioskop, surat kabar, majalah. Menurut Wright,
Unsur-unsur komunikasi massa itu ada empat diantaranya adalah jumlah khalayak
relatif besar, heterogen, dan sumber informasinya anonim. Peristiwa terpaan
informasi bersifat publik dan cepat.Sumber bekerja atau pekerjanya berada pada
suatu organisasi media yang rumit.Serta pesannya mewakili banyak orang atau
pihak yang berbeda.Konten simbolis atau pesan dari komunikasi massa biasanya
adalah ‘hasil’ yang terstandarisasi (produksi massal) dan dipergunakan kembali
serta diulang dalam bentuk yang identik.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa komunikasi massa merupakan komunikasi yang bersifat sekilas, diarahkan
pada khalayak yang sangat besar, khalayaknyapun tidak diketahui dengan pasti
siapa, dimana serta kalangan atas atau kalangan bawah pun tidak di ketahui
karena tidak pasti maka di sebut anonim, dan khalayaknya pun berbeda-beda entah
khalayaknya itu dari beda suku, ras maupun agama hal ini disebut heterogen, pesan disampaikan secara terbuka, seringkali
dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, komunikator cenderung
berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya
besar. Mengapa sampai melibatkan biaya
yang besar karena terlepas dari itu semua ada orang-orang yang bekerja di
belakangnya baik itu wartawan, editor, produser dan lainnya serta komunikasi massa itu di produksi secara massal
melalui media massa baik itu cetak, elektronik ataupun di media Online atau
biasa yang dikenal dengan New media. Terlepas dari itu semua komunikasi massa
merupakan sebuah proses komunikasi di tingkat masyarakat luas dan menyebar
kesegala arah.
[1] Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta :
Salemba Humanika, 2012), Hlm. 59
[2] Nawiroh Vera, Suatu Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta
: Renata Pratama Media, 2010), Hlm. 5.
[3] Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Hlm. 17.
Komentar
Posting Komentar